Pada suatu ketika ada dua orang anak
yang bernama Dwi dan Rafi, mereka berdua selalu bersama pada saat bermain
berangkat sekolah pagi hari sekali Dwi menghampiri Rafi, ”Raf, ayo kita
berangkat sekolah, nanti kita terlambat! sekarang sudah pukul setengah tujuh”, tetapi
Rafi baru selesai makan, “iya Wi aku baru selesai makan tunggu sebentar ya”, mereka
pun langsung berangkat sekolah dengan bersama. Pada waktu istirhat Rafi
mengajak Dwi dan teman-teman untuk bermain sepak bola, “Wi nanti istirahat kita
ajak teman-teman untuk bermain bola bersama”, dan Dwi setuju atas ajakan Rafi. Dwi
pun segera mengajak teman-teman untuk bermain bola, “Hai teman-teman, nanti
istirahat kita main bola bersama ya?”, teman-teman pun serentak menjawab,
“baiklah…! Nanti Kita sepak bola bersama”, mereka semua pun bermain sepak bola
dengan ramai, saking asyik nya waktu pun menunjukan waktu pukul sepuluh bertanda
istirahat pun selesai Rafi melihat bu guru sudah berjalan masuk ke dalam kelas,
“hoi……! teman teman, bu guru sudah masuk ke dalam kelas”, mereka pun segera lari masuk ke dalam kelas bu
guru pun langsung memarahi mereka, “kalian ini apa tidak dengar kalau sudah bel
masuk!..?, salah satu seorang anak bernama Jodi berani menjawab dengan tegas
pertanyaan yang penuh rasa marah dari bu guru, “Bu maafkan kami semua karena
tadi saking enak nya bermain sepak bola kami jadi tidak dengar bel berbunyi
insya-allah kami tidak akan mengulanginya lagi bu”, jawab Jodi. Sang guru pun
memaafkan mereka, “baiklah kali ini ibu maafkan sekarang kita mulai
pelajaranya”. Waktu pun berjalan sudah menunjukan pukul dua belas tepat Rafi dan
Dwi pun pulang bersama. Rafi mengajak Dwi sepedahan di lapangan sore hari, “Wi,
nanti sore kita sepedahan yuk ke lapangan, nanti aku kerumah mu ya ?, kita
kesana jam 4 ya”, dan mereka pun berangkat kelapangan dengan bersepeda dan hari
pun menjelang waktu sore merekapun pulang. Dengan bersepeda mereka mengucapkan
sebuah kata tentang pertemanan mereka, “semoga persahabatan kita berdua tidak
akan hilang karena waktu, semoga meskipun tua kita masih bisa menjadi sahabat
yang tidak bisa dipisahkan hanya kematianlah yang bisa memisahkan”
By. Muhammad Khoirus Syafa'ah
safaa.koir@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar