Hari
itu hari Jum’at. Hari yang paling kami nanti, karena pada hari itu terdapat
mata pelajaran yang paling kami suka,
yaitu Olahraga. Kami paling suka dengan mata pelajaran yang satu ini, karena
kami selalu di suruh untuk bersepeda ria. Itu semua di sebabkan karena
kesibukan guru olahraga kami yang juga menjadi pengurus penting sekolah.
Seperti biasa, menjelang pelajaran Olahraga di mulai,
kami harus segera mengganti baju kami, dan segera mencari pinjaman sepeda
kepada adik kelas kami. Dan akhirnya Aku mendapat pinjaman dari temanku Hoky.
Tapi malangnya ada salah satu dari teman seperjuanganku yang tidak mendapat
Pinjaman. Sehingga dia harus bersabar menantikan kepulangan kami.
Kami pun berangkat dan terpisah menjadi dua kelompok.
Kelompok Laki-Laki dan kelompok Perempuan. Di sekolah, kami memang tidak
terbiasa untuk saling berhubunga antara Laki-Laki dan Perempuan. Untuk kelompok
Pria, kami memutuskan untuk berjalan jalan di daerah Jimbe. Karena banyak dari
teman kami yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
Mula-mula perjalanan terasa santai dan menyenangkan.
Namun, setelah beberapa lama kami berada dalam perjalanan, ada salah seorang
dari teman kami yang melihat keaneha dari seorang penduduk. Dia mengira bahwa
orang itu sedang membawa Ular. Dan ternyata itu bukan ular, melaiankan Sebuah
RANTAI. Dia langsung kaget dan memperepat laju sepedanya. dengan keadaan yang
masih bingung kami yang tak tahu apa-apa pun mengikuti tingkah anehnya. Setelah
keadaan menjadi leih tenang. Aku memberanikan diri untuk bertanya.
“Ada apa?” Tanyaku.
“Ada Orang Gila!” sahut Yusuf.
“Hallahhh, sama Orang Gila saja Takut” ejek Kevin.
“Gimana gak takut? Tanganya di Rantai!!” terang Safik.
“APA!!” teriak yang lain hampir bersamaan.
“Lalu Bagaimana kita akan kembali?” tanya Aldo.
“Iya, ya. Bagaimana kalau kita menelusuri lewat jalan
ini?” jawab Rasyid sambil menunjuk Jalan yang ada di depannya.
“Kitakan belum pernah lewat jalan itu, nanti kalau ada
apa-apa bagaimana?” jawab Arga dengan Khawatir.
“Hallahhh, santai saja. Kitakan tidak sendiri.
Pokoknya kita harus terus bersama. Pasti semua rintangan akan terlampaui.
Hitung-hitung cari pengalaman. iya nggaakk??” jawab Anjas memberi semangat
kepada yang lainya.
Dengan perlahan wajah-wajah lesu mereka menghilang. Dan di gantikan oleh wajah yang
penuh harapan untuk bisa kembali ke sekolah.
“baiklah kalau beitu, ayo berangkat! Sebelum bel
sekolah berdering” ajak Aldo dengan semangat yang telah kembali.
”Ayo!!” saut yang lain.
Dengan kekhawatiran yang sedikit tersisa, mereka beranjak
pergi meninggalkan tempat itu, dan memulai perjalanan mereka.
Setelah agak jauh. Tiba-tiba Tegar yang bertempat
tinggal di sekitar tempat itu berteriak kegirangan.
“Aha!! Aku tahu tempat ini. Ayo teman-teman, jalan
kita masih sedikit jauh!!”
“Bagus kalau begitu. Ayo!!” saut Yusuf.
Dengan kegembiraan yang semakin memuncak. Kami
langsung mempercepat pedal kami. Setelah agak lama akhirnya kami bisa menemukan
jalan pulang.
Dengan wajah yang sedikit lesu karena kelelahan Aldo
berkata “wah, sepertinya kita terlambat.”
“hehe, sepertinya begitu. Ayo langsung kekelas dan
segera ganti pakaian” jawab Anjas.
“Iya. Ayo!!” saut yang lain.
Seperti yang kami duga. Kami benar-benar terlambat.
Sudah taka da lagi seorang pun yang ada di kelas. Setelah di teliti lebih
lanjut. Ternyata anak-anak yang lain sudah berada di perpustakaan.
Kami pun segera mengikuti mereka dan segera menanyakan
tugas apa yang di berikan. Untungnya kami bisa selamat sampai sekolah dan tidak
di hukum walau hanya di omeli sedikit.
By. Mu'amar Khamdani
ventusdanikagami@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar