Pages

Senin, 20 April 2015

Orang Gila


Hari itu hari Jum’at. Hari yang paling kami nanti, karena pada hari itu terdapat mata pelajaran yang paling kami suka, yaitu Olahraga. Kami paling suka dengan mata pelajaran yang satu ini, karena kami selalu di suruh untuk bersepeda ria. Itu semua di sebabkan karena kesibukan guru olahraga kami yang juga menjadi pengurus penting sekolah.
Seperti biasa, menjelang pelajaran Olahraga di mulai, kami harus segera mengganti baju kami, dan segera mencari pinjaman sepeda kepada adik kelas kami. Dan akhirnya Aku mendapat pinjaman dari temanku Hoky. Tapi malangnya ada salah satu dari teman seperjuanganku yang tidak mendapat Pinjaman. Sehingga dia harus bersabar menantikan kepulangan kami.
Kami pun berangkat dan terpisah menjadi dua kelompok. Kelompok Laki-Laki dan kelompok Perempuan. Di sekolah, kami memang tidak terbiasa untuk saling berhubunga antara Laki-Laki dan Perempuan. Untuk kelompok Pria, kami memutuskan untuk berjalan jalan di daerah Jimbe. Karena banyak dari teman kami yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
Mula-mula perjalanan terasa santai dan menyenangkan. Namun, setelah beberapa lama kami berada dalam perjalanan, ada salah seorang dari teman kami yang melihat keaneha dari seorang penduduk. Dia mengira bahwa orang itu sedang membawa Ular. Dan ternyata itu bukan ular, melaiankan Sebuah RANTAI. Dia langsung kaget dan memperepat laju sepedanya. dengan keadaan yang masih bingung kami yang tak tahu apa-apa pun mengikuti tingkah anehnya. Setelah keadaan menjadi leih tenang. Aku memberanikan diri untuk bertanya.
“Ada apa?” Tanyaku.
“Ada Orang Gila!” sahut Yusuf.
“Hallahhh, sama Orang Gila saja Takut” ejek Kevin.
“Gimana gak takut? Tanganya di Rantai!!” terang Safik.
“APA!!” teriak yang lain hampir bersamaan.
“Lalu Bagaimana kita akan kembali?” tanya Aldo.
“Iya, ya. Bagaimana kalau kita menelusuri lewat jalan ini?” jawab Rasyid sambil menunjuk Jalan yang ada di depannya.
“Kitakan belum pernah lewat jalan itu, nanti kalau ada apa-apa bagaimana?” jawab Arga dengan Khawatir.
“Hallahhh, santai saja. Kitakan tidak sendiri. Pokoknya kita harus terus bersama. Pasti semua rintangan akan terlampaui. Hitung-hitung cari pengalaman. iya nggaakk??” jawab Anjas memberi semangat kepada yang lainya.
Dengan perlahan wajah-wajah lesu mereka  menghilang. Dan di gantikan oleh wajah yang penuh harapan untuk bisa kembali ke sekolah.
“baiklah kalau beitu, ayo berangkat! Sebelum bel sekolah berdering” ajak Aldo dengan semangat yang telah kembali.
”Ayo!!” saut yang lain.
Dengan kekhawatiran yang sedikit tersisa, mereka beranjak pergi meninggalkan tempat itu, dan memulai perjalanan mereka.
Setelah agak jauh. Tiba-tiba Tegar yang bertempat tinggal di sekitar tempat itu berteriak kegirangan.
“Aha!! Aku tahu tempat ini. Ayo teman-teman, jalan kita masih sedikit jauh!!”
“Bagus kalau begitu. Ayo!!” saut Yusuf.
Dengan kegembiraan yang semakin memuncak. Kami langsung mempercepat pedal kami. Setelah agak lama akhirnya kami bisa menemukan jalan pulang.
Dengan wajah yang sedikit lesu karena kelelahan Aldo berkata “wah, sepertinya kita terlambat.”
“hehe, sepertinya begitu. Ayo langsung kekelas dan segera ganti pakaian” jawab Anjas.
“Iya. Ayo!!” saut yang lain.
Seperti yang kami duga. Kami benar-benar terlambat. Sudah taka da lagi seorang pun yang ada di kelas. Setelah di teliti lebih lanjut. Ternyata anak-anak yang lain sudah berada di perpustakaan.
Kami pun segera mengikuti mereka dan segera menanyakan tugas apa yang di berikan. Untungnya kami bisa selamat sampai sekolah dan tidak di hukum walau hanya di omeli sedikit.

By. Mu'amar Khamdani
ventusdanikagami@gmail.com


0 komentar:

Posting Komentar