Pages

Senin, 20 April 2015

Misteri Nenek-Nenek Gunung Salak



Liburan semakin dekat , momen tersebut adalah sesuatu yang paling di tuggu-tunggu bagi siswa, bahkan orang dewasa. Tak terkecuali Andre dan kawan-kawannya. Liburan ini ia dan teman temannya berencana akan berlibur di rumah kakeknya di desa yang terletak di lereng  gunung Salak. ”Teman-teman bagaimana kalau liburan ini kita ke rumah kakek ku?”, kata Andre. “Boleh saja, asal nanti disiapin molen pisangnya, he..he.. ”, kata Adi. “Ente ini fikirannya cuma makan aja”, sahut Faruq. “Terserah ane dong, perut-perut ane sendiri kok”, balas Adi dengan cueknya. “Sudah-sudah jangan berantem soal itu gampang pokoknya ente berdua mau ikut”, sela Andre. “OK…”, jawab Adi sambil tersenyum “huh… “, kata Faruq.
Liburan pun tiba, mereka bersiap-siap untuk berangkat ke rumah kakek Andre. ”Ruq, mana Adi ? kita bisa ketinggalan bus kalau begini”, Tanya Andre. “Tau tuh mungkin lagi makan sebanyak-banyaknya buat bekal”, jawab Faruq. Tak berapa lama pun Adi tiba “lama  banget sih”,kata Andre dan Faruq. “He..he..he.,maaf  baru persiapan tenaga ekstra“. Akhirnya merekapun berangkat mereka sampai di terminal desa pukul 5 sore, tetapi ada yang aneh dengan kedua teman Andre,”Ndre kok tempatnya nyeremin gini”, kata Faruq. “Dari dulu juga begini ,udah gak papa kok ayo, ke rumah kakek ku!”
Tak berapa lama mereka pun sampai di rumah kakek Andre yang terletak di lereng gunung Salak. Mereka bertiga disambut dengan hangat oleh kakek Andre, mereka bercerita sepanjang dengan penuh suka cita. Keesokan harinya  mereka punya rencana untuk mendaki gunung Salak, mereka pun meminta izin kepada kakek Andre, ”Kek, hari ini kami akan mendaki gunung salak boleh kan?” Tanya Andre. ’’Silakan kalian bersenang-senang di sana tetapi  ingat, jangan sekali-kali kalian pergi ke sana!..”, sambil menunjuk sebuah pohon beringin yang rindang yang terletak di dekat puncak gunung Salak. ”Siap kek !”, jawab mereka serentak. Merekapun berangkat , di sepanjang perjalanan mereka di suguhi peman dangan sekitar gunung Salak yang sangat indah.
Perjalanan pun berjalan dengan lancar dan menyenangkan, tinggal sedikit lagi mereka sampai di tempat untuk camping, sampai tiba-tiba Adi ingin buang air kecil. ”Teman-teman kalian duluan ya nanti aku nyusul”. “Oke”, kata Andre dan Faruq. Adi pun mencari tempat yang cocok untuk BAK, tanpa sadar ia BAK di bawah pohon beringin yang besar. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya. Tetapi hal aneh terjadi padanya, ia seperti  berputar-putar di jalan yang sama, sampai malam pun tiba. Ia kebingungan sembari menahan rasa takut.
Tiba-tiba seorang nenek mengagetkannya, ”Nak, kenapa malam-malam di sini ?”. Sambil deg-degan Adi menjawab, ”Emm.. anu… Nek, saya tertinggal rombongan saya”. ”Sini ikut ke rumah nenek saja, tidak aman di luar”. Di rumah sang nenek Adi diperlakukan dengan seperti anaknya sendiri. Esok paginya Adi pamit kepada sang nenek, ”Nek, Adi mau pamit dulu, mau meneruskan perjalanan”. ”Hati-hati ya nak! Ingat nenek berpesan jangan sampai berbuat aneh aneh di gunung ini”. Tanpa berfikir apa maksudnya Adi langsung berangkat. Tiba- tiba ia merasa ada yang memanggilnya. Ternyata teman-temannyalah yang memanggilnya. ”Adi… kemana saja kamu selama ini?”. Dengan nada agak heran Adi menjawab, ”lama gimana … aku kan cuma menghilang semalam”. ”Semalam gimana ? Kami mencarimu selama satu minggu”. Tanpa disadari, Adi pun meneteskan air mata, kemudian ia menoleh ke belakang, rumah nenek yang tadi malam ia gunakan untuk menginap kini berubah menjadi sebuah pohon yang besar. Sejak saat itu, ia tidak diajak mendaki gunung salak. 

By. Nur Ahmad Kafa Billah
 kaffabillah45@yahoo.com


0 komentar:

Posting Komentar