Liburan semakin dekat , momen
tersebut adalah sesuatu yang paling di tuggu-tunggu bagi siswa, bahkan orang
dewasa. Tak terkecuali Andre dan kawan-kawannya. Liburan ini ia dan teman
temannya berencana akan berlibur di rumah kakeknya di desa yang terletak di lereng gunung Salak. ”Teman-teman bagaimana kalau
liburan ini kita ke rumah kakek ku?”, kata Andre. “Boleh saja, asal nanti
disiapin molen pisangnya, he..he.. ”, kata Adi. “Ente ini fikirannya cuma makan
aja”, sahut Faruq. “Terserah ane dong, perut-perut ane sendiri kok”, balas Adi
dengan cueknya. “Sudah-sudah jangan berantem soal itu gampang pokoknya ente
berdua mau ikut”, sela Andre. “OK…”, jawab Adi sambil tersenyum “huh… “, kata Faruq.
Liburan pun tiba, mereka bersiap-siap
untuk berangkat ke rumah kakek Andre. ”Ruq, mana Adi ? kita bisa ketinggalan
bus kalau begini”, Tanya Andre. “Tau tuh mungkin lagi makan sebanyak-banyaknya buat
bekal”, jawab Faruq. Tak berapa lama pun Adi tiba “lama banget sih”,kata Andre dan Faruq. “He..he..he.,maaf
baru persiapan tenaga ekstra“. Akhirnya
merekapun berangkat mereka sampai di terminal desa pukul 5 sore, tetapi ada
yang aneh dengan kedua teman Andre,”Ndre kok tempatnya nyeremin gini”, kata Faruq.
“Dari dulu juga begini ,udah gak papa kok ayo, ke rumah kakek ku!”
Tak berapa lama mereka pun sampai di
rumah kakek Andre yang terletak di lereng gunung Salak. Mereka bertiga disambut
dengan hangat oleh kakek Andre, mereka bercerita sepanjang dengan penuh suka
cita. Keesokan harinya mereka punya
rencana untuk mendaki gunung Salak, mereka pun meminta izin kepada kakek Andre,
”Kek, hari ini kami akan mendaki gunung salak boleh kan?” Tanya Andre. ’’Silakan
kalian bersenang-senang di sana tetapi
ingat, jangan sekali-kali kalian pergi ke sana!..”, sambil menunjuk
sebuah pohon beringin yang rindang yang terletak di dekat puncak gunung Salak. ”Siap
kek !”, jawab mereka serentak. Merekapun berangkat , di sepanjang perjalanan
mereka di suguhi peman dangan sekitar gunung Salak yang sangat indah.
Perjalanan pun berjalan dengan lancar
dan menyenangkan, tinggal sedikit lagi mereka sampai di tempat untuk camping,
sampai tiba-tiba Adi ingin buang air kecil. ”Teman-teman kalian duluan ya nanti
aku nyusul”. “Oke”, kata Andre dan Faruq. Adi pun mencari tempat yang cocok
untuk BAK, tanpa sadar ia BAK di bawah pohon beringin yang besar. Kemudian ia
melanjutkan perjalanannya. Tetapi hal aneh terjadi padanya, ia seperti berputar-putar di jalan yang sama, sampai
malam pun tiba. Ia kebingungan sembari menahan rasa takut.
Tiba-tiba seorang nenek
mengagetkannya, ”Nak, kenapa malam-malam di sini ?”. Sambil deg-degan Adi
menjawab, ”Emm.. anu… Nek, saya tertinggal rombongan saya”. ”Sini ikut ke rumah
nenek saja, tidak aman di luar”. Di rumah sang nenek Adi diperlakukan dengan
seperti anaknya sendiri. Esok paginya Adi pamit kepada sang nenek, ”Nek, Adi
mau pamit dulu, mau meneruskan perjalanan”. ”Hati-hati ya nak! Ingat nenek
berpesan jangan sampai berbuat aneh aneh di gunung ini”. Tanpa berfikir apa
maksudnya Adi langsung berangkat. Tiba- tiba ia merasa ada yang memanggilnya. Ternyata
teman-temannyalah yang memanggilnya. ”Adi… kemana saja kamu selama ini?”. Dengan
nada agak heran Adi menjawab, ”lama gimana … aku kan cuma menghilang semalam”.
”Semalam gimana ? Kami mencarimu selama satu minggu”. Tanpa disadari, Adi pun
meneteskan air mata, kemudian ia menoleh ke belakang, rumah nenek yang tadi
malam ia gunakan untuk menginap kini berubah menjadi sebuah pohon yang besar.
Sejak saat itu, ia tidak diajak mendaki gunung salak.
By. Nur Ahmad Kafa Billah
kaffabillah45@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar