Hidup dalam kekayaan tidaklah membuatnya merasa tinggi. Bahkan ia menjadi
terkenal karena hartanya itu. Sungguh pantaslah jika ia terkenal karena
kedermawaannnya pada masyaraakat sekitar. Sifatnya yang baik juga menjadikan
kepercayaan masyarakat yang ingin untuk menjadikannya seorang tokoh di suatu
saat nanti. Sebut saja ia Husni pemuda yang baik dari pojok kampung.
Entah pada suatu hari mengapa ia pergi kekampung sebelah dan ternyata ia
sedang pergi untuk melamar seorang gadis. Di tengah perjalanan ia di hadang
oleh seorang kakek yang amat tua dengan sebuah gendongan kecil dipunggungnya.
Seperti biasa sikapnya yang baik menyapa kakek tersebut dengan ramah. Setelah
Husni menghampiri kakek itu ia hanya mendapat satu kata darinya. “Nak, Kau adalah
anak yang baik untuk itu kau pantas mendapatkan ini” . Disertai memberikan
gendongan tersebut. Menerimalah seorang Husni itu dengan bertanya apa isi dari
gendongan itu disertai ucapan terima kasih. Singkat cerita isi dari gendongan
itu adalah anak seekor kelinci yang dimana kakek itu hanya berpesan bahwa suatu
saat pasti akan dibutuhkan oleh keluarga Husni sebelum kakek itu
meninggalkannya.
Dua tahun setelahnya Husni hidup berbahagia dengan istri yang dilamarnya
dua tahun yang lalu yang kini sedang hamil tua. Husni menjadi saudagar yang
kaya yang tidak dijelaskan apa pekerjaan darinya. Dengan hidup serba
berkecukupan pastilah ia mempunyai banyak pembantu yang masing masing darinya
mempunyai tugas yang berbeda. Seperti halnya menjaga rumah dan membantu
kesibukan rumah tangganya. Ada pula yang mengerjakan suatu dari pekerjaannya,
mungkin adalah seorang karyawan karena tidak dijelaskan apa pekerjaan darinya.
Pada suatu saat Husni mengujungi salah satu dari tempat kerjanya dengan
maksud menengok keadaan anak kelinci yang kini sudah tumbuh besar. “Jaga
kelinci ini dengan baik yaa.. rawat ia dengan baik pula dan jangan kau lengah
dalam menjaganya atau memberikannya pada seseorang karena ini adalah sebuah
amanat”. Begitulah pesan Husni pada salah satu karyawannya. Karyawan tersebut
menerimanya dengan penuh rasa hormat dan bersamaan dengan itu datanglah seorang
karyawan dengan membawa kabar bahwa istrinya akan melahirkan. Sejalan dengan
itu segeralah Husni pulang kerumah dalam rasa sedikit gugup disamping ia senang
dengan kabar ini. “Aku pergi dulu, jagalah amanat ini ! dan engkau, pulanglah dengan
bersama bidan serta tabib”. Pesan Husni pada kedua karyawannya.
Sore menjelang malam dengan bulan sabit yang seolah menantikan kelahiran
anak Husni belumlah pula istrinya melahirkan dan hanya merintih kesakitan
disertai tangisan. Disaat itu pula sang tabib datang dan melihat keadaan
istrinya. Dilihatnya kondisi sang istri oleh tabib dan dicritakan bahwa istri
Husni terkena penyakit yang memang seperti belum pernah ditemukan hingga saat
ini. Seperti guna guna seseorang yang mungkin sedang iri atau tidak suka dengan
keluarga Husni karena seperti pendapat tabib bahwa ini bukanlah sebuah penyakit,
sehingga menjadikan tidak lancarnya proses pelahiran.
Sang bidan hanya menunggu bagaimana keputusan dari tabib dan berusaha
untuk menenangkan istri Husni. Sementara sang tabib sedang merenung seperti
mengingat sesuatu dan serentak mengatakan seakan mengutus Husni untuk
mencarikan mata kelinci yang berwarna hijau. Sadari lamunan berlarilah Husni keluar
rumah dan menelpon salah satu dari karyawannya. Karena tergesa atau terlalu
gugup mungkin, Husni menyuruh karyawannya lewat telpon untuk mengambil seekor
kelinci yang ada pada karyawan lain di tempat kerja yang berbeda. “Tolong cepat
ambil kelinci ditempat kerja bagian ternak sekarang juga bawa kerumah karena
aku sedang membutuhkannya sekarang”. Kata Husni dalam telpon tanpa menyebutkan
alasan mengapa kelinci itu harus diambil sekarang.
Setelah mendapati telpon dari tuannya karyawan tersebut segera
melaksanakan tugas dengan pergi ke tempat yang dimaksud oleh tuannya. Tibalah
karyawan tersebut di tempat yang dimaksud dan bertemulah dengan karyawan yang
menjaga kelinci di bagian ternak. “Selamat siang, saya diutus tuan Husni untuk
mengambil kelinci dari Anda sekarang juga karena beliau sedang membutuhkannya
sekarang”. Sapa karyawan pada penjaga dengan langsung mengatakan inti dari
kedatangannya karena utusan dari sang tuan yang meminta untuk cepat. “Siang, oh
maaf Anda siapa yaa dan menurut saya tuan Husni tidak akan mengutus siapapun
untuk mengambil kelinci ini karena beliau berpesan pada saya untuk tidak
memberikannya pada orang lain melainkan beliau seorang”. Jawabnya dengan tegas.
Setelah mendapati jawaban dari sang penjaga, sang karyawan ingin
mengeluarkan hpnya dengan maksud meyakinkan sang penjaga dengan memberi bukti
pernah ditelpon oleh tuannya. Akan tetapi entah mengapa hp yang biasanya ada
pada saku belakang celananya tidak ada,mungkin ketinggalan atau terjatuh dalam
perjalanan. “Sebenarnya saya ingin meyakinkan Anda bahwa utusan ini memanglah
benar tapi sayang sekali hp saya tertinggal”. Kata karyawan yang diutus Husni.
“Kalau begitu sungguh saya tidak akan memberikannya pada anda”. Balik penjaga.
“Tapi ini perintah dan beliau menginginkan sekarang juga apa Anda tidak
memahaminya?”. Nada tinggi dengan sedikit menyinggung. “Bagaimana saya akan
percaya pada Anda jika Anda tidak bisa memunculkan bukti yang benar,lalu apa
peduli saya jika ini semua tidaklah benar,karena jika berbicara soal perintah
saya jaga diutus”. Jawab penjaga dengan balik menyinggung santai.
Mendapati jawaban dari sang penjaga menjadikan naik darah sang karyawan.
“Dengan berdasarkan jika Anda berani mengambil keputusan?, kalau begitu saya akan
mengambil paksa dari Anda”. “Itupun jika Anda bisa” jawab sang penjaga dengan
tingkah menantang. Sesaat dengan itu langsunglah karyawan itu menyerang dengan
maksud ingin memukul penjaga tersebut. Melihat pergerakan dari karyawan itu,
berusahalah penjaga itu untuk menghindarinya. Dan terus begini hingga
menjadikannya perkelahian yang berlanjut.
Banyaknya karyawan Husni memang pantas jika dari mereka tidak saling
kenal. Sambil terus saling memukul perdebatanpun berlangsung. “Memang untuk apa
jika tuan Husni membutuhkannya sekarang sehingga Kau begitu bersikeras untuk
mengambilnya”. Sambil terus berusaha untuk memukul karyawan itu. “Beliau tidak
memberikan alasannya padaku karena memang sepertinya beliau begitu
membutuhkannya segera, apa kau mengerti…!”. Sahut panas karyawan dengan mode bertahan
sambil balik menyerang. Pantaslah jika mereka masih berpikiran pendek dan
saling adu ego karena kebanyakan dari semua karyawan Husni adalah pemuda yang
begitu muda dari umurnya.
Sementara dirumah Husni hanya mondar mandir menunggu utusannya datang dan
sesekali menelponnya tapi tidak ada jawaban darinya. Tidak jarang Husni
menengok keadaan istrinya yang kelihatan menanggung kesakitan disamping bidan.
“Sebaiknya Anda sendiri yang pergi kesana dan cepat membawa kelinci itu kemari,
kasihan istri anda” ujar bidan. “Ya sebaiknya anda pergi sendiri tuan”. Tabib
menambah. Kemudian pergilah Husni ke tempat dimana ia akan mengambil kelinci
bersama satu karyawan atau bisa disebut sopir yang mengabari bahwa istrinya
akan melahirkan.
Tibalah
Husni ketempat tujuan sementara disana masih terjadi pertentangan yang sengit.
Melihat kondisi itu gaketlah si Husni karena melihat kedua bawahannya sedang
berkelahi. “hey..apa yang kalian lakukan hentikan”. Hentak Husni sambil
memisah. Lalu berhentilah keduanya serentak dengan mengutarakan alasan mereka.
“Begini tuan, tadi anda mengutus saya untuk mengambil kelinci itu namun orang
ini tidak memberikannya padahal saya sudah menjelaskan padanya,hanya saja saya
tidak punya bukti karena hp saya tertinggal”. Kata karyawan yang diutus. “Saya
hanya menjaga amanat dari tuan bahwa jangan diserahkan pada siapapun selain
anda,orang ini juga tidak punya bukti dan langsung marah saja ketika saya
meminta bukti padanya,itulah yang menambah saya tidak percaya padanya”. Penjaga
membalas.
Ketika
Husni mendengar apa yang telah dijelaskan mereka, tercenganglah ia karena ia
tidak percaya bahwa perbuatannya akan menimbulkan perselisihan diantara kedua
karyawan yang setia ini. Tersenyumlah si Husni dengan sadari bahwa semua ini
memang salahnya. “Owh yach….begini, ini memang salahku sebenarnya sekarang
istriku akan melahirkan namun ia sangat kesulitan akan hal itu dan ia sangat
butuh mata dari kelinci itu, matanya yang hijau menjadi alasan mengapa hanya
kelinci itu yang aku cari karena ini merupakan pesan dari sang tabib dan memang
kelinci itu mungkin bukan kelinci biasa, entah kalian percaya atau tidak bahwa
dua tahun yang lalu kelinci itu diberikan padaku oleh seseorang yang aku
sendiri juga tidak mengenalnya. Sudahlah lupakan saja dan seleseikan masalah
ini dengan perdamaian karena sesungguhnya kalian itu sudah seperti keluargaku
sendiri dan kita ialah satu keluarga. Ehm sebaiknya cepat kiti bawa kelinci itu
ke rumah sebab istriku sedang menunggunya”. Penjelasan Husni dengan sedikit
cerita.
Singkat
cerita kelinci itu disembelih dan matanya diberikan pada sang istri seperti
tujuan awal, dan dagingnya juga diberikan pada sang istri dimasa ia sedang
menyusui. Terlahirnya anak laki laki sekaligus anak pertama Husni menjadikan
lengkapnya suatu keluarga yang bahagia. Dan ketiga karyawan Husni menjadi
koordinator kerja bagi pekerja atau kayawan lain dari masing masing tempat
mereka.
By. Muhammad Ajuujul Azmi
mujaziflia@yahoo.co.id