Pages

Senin, 20 April 2015

Keluarga Husni

Hidup dalam kekayaan tidaklah membuatnya merasa tinggi. Bahkan ia menjadi terkenal karena hartanya itu. Sungguh pantaslah jika ia terkenal karena kedermawaannnya pada masyaraakat sekitar. Sifatnya yang baik juga menjadikan kepercayaan masyarakat yang ingin untuk menjadikannya seorang tokoh di suatu saat nanti. Sebut saja ia Husni pemuda yang baik dari pojok kampung.                                                 
Entah pada suatu hari mengapa ia pergi kekampung sebelah dan ternyata ia sedang pergi untuk melamar seorang gadis. Di tengah perjalanan ia di hadang oleh seorang kakek yang amat tua dengan sebuah gendongan kecil dipunggungnya. Seperti biasa sikapnya yang baik menyapa kakek tersebut dengan ramah. Setelah Husni menghampiri kakek itu ia hanya mendapat satu kata darinya. “Nak, Kau adalah anak yang baik untuk itu kau pantas mendapatkan ini” . Disertai memberikan gendongan tersebut. Menerimalah seorang Husni itu dengan bertanya apa isi dari gendongan itu disertai ucapan terima kasih. Singkat cerita isi dari gendongan itu adalah anak seekor kelinci yang dimana kakek itu hanya berpesan bahwa suatu saat pasti akan dibutuhkan oleh keluarga Husni sebelum kakek itu meninggalkannya.                                                                                                                                     
Dua tahun setelahnya Husni hidup berbahagia dengan istri yang dilamarnya dua tahun yang lalu yang kini sedang hamil tua. Husni menjadi saudagar yang kaya yang tidak dijelaskan apa pekerjaan darinya. Dengan hidup serba berkecukupan pastilah ia mempunyai banyak pembantu yang masing masing darinya mempunyai tugas yang berbeda. Seperti halnya menjaga rumah dan membantu kesibukan rumah tangganya. Ada pula yang mengerjakan suatu dari pekerjaannya, mungkin adalah seorang karyawan karena tidak dijelaskan apa pekerjaan darinya.                                                                                            
Pada suatu saat Husni mengujungi salah satu dari tempat kerjanya dengan maksud menengok keadaan anak kelinci yang kini sudah tumbuh besar. “Jaga kelinci ini dengan baik yaa.. rawat ia dengan baik pula dan jangan kau lengah dalam menjaganya atau memberikannya pada seseorang karena ini adalah sebuah amanat”. Begitulah pesan Husni pada salah satu karyawannya. Karyawan tersebut menerimanya dengan penuh rasa hormat dan bersamaan dengan itu datanglah seorang karyawan dengan membawa kabar bahwa istrinya akan melahirkan. Sejalan dengan itu segeralah Husni pulang kerumah dalam rasa sedikit gugup disamping ia senang dengan kabar ini. “Aku pergi dulu, jagalah amanat ini ! dan engkau, pulanglah dengan bersama bidan serta tabib”. Pesan Husni pada kedua karyawannya.                                                                                                                                                  
Sore menjelang malam dengan bulan sabit yang seolah menantikan kelahiran anak Husni belumlah pula istrinya melahirkan dan hanya merintih kesakitan disertai tangisan. Disaat itu pula sang tabib datang dan melihat keadaan istrinya. Dilihatnya kondisi sang istri oleh tabib dan dicritakan bahwa istri Husni terkena penyakit yang memang seperti belum pernah ditemukan hingga saat ini. Seperti guna guna seseorang yang mungkin sedang iri atau tidak suka dengan keluarga Husni karena seperti pendapat tabib bahwa ini bukanlah sebuah penyakit, sehingga menjadikan tidak lancarnya proses pelahiran.                                           
Sang bidan hanya menunggu bagaimana keputusan dari tabib dan berusaha untuk menenangkan istri Husni. Sementara sang tabib sedang merenung seperti mengingat sesuatu dan serentak mengatakan seakan mengutus Husni untuk mencarikan mata kelinci yang berwarna hijau. Sadari lamunan berlarilah Husni keluar rumah dan menelpon salah satu dari karyawannya. Karena tergesa atau terlalu gugup mungkin, Husni menyuruh karyawannya lewat telpon untuk mengambil seekor kelinci yang ada pada karyawan lain di tempat kerja yang berbeda. “Tolong cepat ambil kelinci ditempat kerja bagian ternak sekarang juga bawa kerumah karena aku sedang membutuhkannya sekarang”. Kata Husni dalam telpon tanpa menyebutkan alasan mengapa kelinci itu harus diambil sekarang.
Setelah mendapati telpon dari tuannya karyawan tersebut segera melaksanakan tugas dengan pergi ke tempat yang dimaksud oleh tuannya. Tibalah karyawan tersebut di tempat yang dimaksud dan bertemulah dengan karyawan yang menjaga kelinci di bagian ternak. “Selamat siang, saya diutus tuan Husni untuk mengambil kelinci dari Anda sekarang juga karena beliau sedang membutuhkannya sekarang”. Sapa karyawan pada penjaga dengan langsung mengatakan inti dari kedatangannya karena utusan dari sang tuan yang meminta untuk cepat. “Siang, oh maaf Anda siapa yaa dan menurut saya tuan Husni tidak akan mengutus siapapun untuk mengambil kelinci ini karena beliau berpesan pada saya untuk tidak memberikannya pada orang lain melainkan beliau seorang”. Jawabnya dengan tegas.
Setelah mendapati jawaban dari sang penjaga, sang karyawan ingin mengeluarkan hpnya dengan maksud meyakinkan sang penjaga dengan memberi bukti pernah ditelpon oleh tuannya. Akan tetapi entah mengapa hp yang biasanya ada pada saku belakang celananya tidak ada,mungkin ketinggalan atau terjatuh dalam perjalanan. “Sebenarnya saya ingin meyakinkan Anda bahwa utusan ini memanglah benar tapi sayang sekali hp saya tertinggal”. Kata karyawan yang diutus Husni. “Kalau begitu sungguh saya tidak akan memberikannya pada anda”. Balik penjaga. “Tapi ini perintah dan beliau menginginkan sekarang juga apa Anda tidak memahaminya?”. Nada tinggi dengan sedikit menyinggung. “Bagaimana saya akan percaya pada Anda jika Anda tidak bisa memunculkan bukti yang benar,lalu apa peduli saya jika ini semua tidaklah benar,karena jika berbicara soal perintah saya jaga diutus”. Jawab penjaga dengan balik menyinggung santai.  
Mendapati jawaban dari sang penjaga menjadikan naik darah sang karyawan. “Dengan berdasarkan jika Anda berani mengambil keputusan?, kalau begitu saya akan mengambil paksa dari Anda”. “Itupun jika Anda bisa” jawab sang penjaga dengan tingkah menantang. Sesaat dengan itu langsunglah karyawan itu menyerang dengan maksud ingin memukul penjaga tersebut. Melihat pergerakan dari karyawan itu, berusahalah penjaga itu untuk menghindarinya. Dan terus begini hingga menjadikannya perkelahian yang berlanjut.
Banyaknya karyawan Husni memang pantas jika dari mereka tidak saling kenal. Sambil terus saling memukul perdebatanpun berlangsung. “Memang untuk apa jika tuan Husni membutuhkannya sekarang sehingga Kau begitu bersikeras untuk mengambilnya”. Sambil terus berusaha untuk memukul karyawan itu. “Beliau tidak memberikan alasannya padaku karena memang sepertinya beliau begitu membutuhkannya segera, apa kau mengerti…!”. Sahut panas karyawan dengan mode bertahan sambil balik menyerang. Pantaslah jika mereka masih berpikiran pendek dan saling adu ego karena kebanyakan dari semua karyawan Husni adalah pemuda yang begitu muda dari umurnya.                   
Sementara dirumah Husni hanya mondar mandir menunggu utusannya datang dan sesekali menelponnya tapi tidak ada jawaban darinya. Tidak jarang Husni menengok keadaan istrinya yang kelihatan menanggung kesakitan disamping bidan. “Sebaiknya Anda sendiri yang pergi kesana dan cepat membawa kelinci itu kemari, kasihan istri anda” ujar bidan. “Ya sebaiknya anda pergi sendiri tuan”. Tabib menambah. Kemudian pergilah Husni ke tempat dimana ia akan mengambil kelinci bersama satu karyawan atau bisa disebut sopir yang mengabari bahwa istrinya akan melahirkan.                                                
Tibalah Husni ketempat tujuan sementara disana masih terjadi pertentangan yang sengit. Melihat kondisi itu gaketlah si Husni karena melihat kedua bawahannya sedang berkelahi. “hey..apa yang kalian lakukan hentikan”. Hentak Husni sambil memisah. Lalu berhentilah keduanya serentak dengan mengutarakan alasan mereka. “Begini tuan, tadi anda mengutus saya untuk mengambil kelinci itu namun orang ini tidak memberikannya padahal saya sudah menjelaskan padanya,hanya saja saya tidak punya bukti karena hp saya tertinggal”. Kata karyawan yang diutus. “Saya hanya menjaga amanat dari tuan bahwa jangan diserahkan pada siapapun selain anda,orang ini juga tidak punya bukti dan langsung marah saja ketika saya meminta bukti padanya,itulah yang menambah saya tidak percaya padanya”. Penjaga membalas.                                                                                                           
Ketika Husni mendengar apa yang telah dijelaskan mereka, tercenganglah ia karena ia tidak percaya bahwa perbuatannya akan menimbulkan perselisihan diantara kedua karyawan yang setia ini. Tersenyumlah si Husni dengan sadari bahwa semua ini memang salahnya. “Owh yach….begini, ini memang salahku sebenarnya sekarang istriku akan melahirkan namun ia sangat kesulitan akan hal itu dan ia sangat butuh mata dari kelinci itu, matanya yang hijau menjadi alasan mengapa hanya kelinci itu yang aku cari karena ini merupakan pesan dari sang tabib dan memang kelinci itu mungkin bukan kelinci biasa, entah kalian percaya atau tidak bahwa dua tahun yang lalu kelinci itu diberikan padaku oleh seseorang yang aku sendiri juga tidak mengenalnya. Sudahlah lupakan saja dan seleseikan masalah ini dengan perdamaian karena sesungguhnya kalian itu sudah seperti keluargaku sendiri dan kita ialah satu keluarga. Ehm sebaiknya cepat kiti bawa kelinci itu ke rumah sebab istriku sedang menunggunya”. Penjelasan Husni dengan sedikit cerita.         
Singkat cerita kelinci itu disembelih dan matanya diberikan pada sang istri seperti tujuan awal, dan dagingnya juga diberikan pada sang istri dimasa ia sedang menyusui. Terlahirnya anak laki laki sekaligus anak pertama Husni menjadikan lengkapnya suatu keluarga yang bahagia. Dan ketiga karyawan Husni menjadi koordinator kerja bagi pekerja atau kayawan lain dari masing masing tempat mereka.
                                                                                  
   
By. Muhammad Ajuujul Azmi
mujaziflia@yahoo.co.id